Katarak merupakan penyakit mata yang banyak dialami oleh orang lanjut usia. Penderita katarak biasanya mengalami pandangan yang keruh dan berkabut, seperti ketika melihat jendela tapi berasap. Penyakit ini memang seperti tidak terlalu mengganggu, tapi jika dibiarkan bisa menyebabkan penglihatan tidak berfungsi sama sekali. Seiring dengan banyaknya kasus katarak, tidak heran jika ada operasi katarak BPJS yang ditanggung pemerintah untuk pembiayaannya. Jika ingin operasi sendiri tanpa BPJS, operasi ini bisa cukup mahal tergantung dari lensa yang digunakan, teknologi, dan seperti apa kualitas dari fasilitas rumah sakit yang bersangkutan.
Sempat beredar kabar bahwa pemerintah mencabut pembiayaan untuk operasi katarak. Hal itu tidak benar, karena penderita katarak masih bisa operasi dan ditanggung BPJS. Hanya saja, ada persyaratan khusus seorang penderita katarak dapat dioperasi secara gratis. Pertama, pemerintah tetap menanggung pembiayaan operasi katarak tetapi dengan pengaturan jadwal yang lebih ketat. Artinya, ada saat-saat kapan biaya tersebut bisa dicover BPJS atau tidak.
Kemudian, para peserta JKN-KIS dapat dioperasi apabila jarak pandang hanya 6 meter atau kurang. Sedangkan bagi peserta BPJS umum dapat ditanggung operasi jika jarak pandang mata sudah 18 meter atau kurang. Artinya, hanya penderita yang sudah mengalami pengerasan lensa yang dapat dioperasi.
Pemerintah sendiri mengatakan bahwa biaya operasi katarak adalah 2.6 triliun rupiah dalam setahun. Lebih tinggi daripada biaya untuk meng-cover penderita cuci darah.
Ada beberapa jenis lensa yang biasanya digunakan untuk menggantikan lensa mata penderita katarak. Lensa tersebut adalah lensa aspheric, torik, multifokal, dan akomodatif. Tiap lensa memiliki kelebihannya sendiri-sendiri, sehingga ada lensa yang memang cenderung lebih mahal. Contohnya, lensa mulifokal lebih mahal daripada monofokal. Tentu saja, hal ini bisa disesuaikan dengan kondisi mata seseorang, sehingga dokter akan menyarankan yang terbaik meskipun memang harganya bisa sangat jauh berbeda.
Kecanggihan teknologi ternyata juga sangat memengaruhi harga operasi katarak. Metode operasi dengan teknik lama biasanya lebih murah daripada metode baru dengan alat terbaru. Misalnya, teknik jahitan cenderung lebih murah daripada operasi dengan Fakoemulsifikasi.
Hal ini karena teknik jahit memiliki risiko lebih tinggi dengan pemulihan yang cukup lama, tidak heran mengapa harganya cukup terjangkau. Berbeda dengan teknik Fakoemulsifikasi yang proses operasinya hanya dibutuhkan waktu 15-20 menit dengan risiko yang lebih kecil.
Sama seperti layanan lainnya, kualitas dan fasilitas yang mendukung akan menentukan seberapa besar kita harus membayar untuk mendapatkan hal tersebut. Bisa dibilang ada uang ada barang. Semakin banyak uang yang dikeluarkan, semakin bagus jenis barang yang bisa kita dapatkan. Jika untuk operasi katarak, maka harga operasi yang mahal biasanya sesuai dengan pelayanan yang diberikan rumah sakit.
Apabila Anda sudah di diaknosis katarak, kemungkinan dokter akan memberikan beberapa obat untuk sementara. Untuk mencegah katarak bertambah parah, ada baiknya mengubah gaya hidup sehari-hari. Misalnya, dengan menggunakan kacamata khusus yang dapat melindungi mata dari sinar ultraviolet.
Ada baiknya juga untuk menjaga pola hidup sehat supaya gula darah tidak naik, terutama bagi penderita diabetes. Untuk itulah, penting sekali supaya beristirahat dengan cukup setiap hari. Tidur yang cukup selama 6 sampai 8 jam akan membuat mata beristirahat dengan maksimal. Apalagi jika tidur di kasur yang memang didesain untuk kesehatan, contohnya seperti menggunakan merk tempat tidur terbaik dari Therapedic.